Antara
cinta dan sahabat
Azahra Putri ~Zahra~ ibarat alarm pagi ataupun malam yang
selalu bikin malas mendengarnya saat orang terlelap dan sedang menikmati mimpi
indahnya yang terputus karena alarm itu. Namun, walau begitu, ia selalu
membantu mengingatkan.
Zahra yang duduk di kelas 8 berteman dengan semua murid di
SMP 195. Di sekolah pasti akan sepi jika
tidak ada anak yang sepertinya. Setiap baru datang dan baru saja akan
menjatuhkan pantatku untuk menduduki kursiku, dia selalu saja punya acara
“cuap-cuap” nya dengan kami hahaha. Itu lah yang membuatnya selalu membuat kami
tertawa dengan sikapnya yang lucu.
“Eh wi, lo tau gak anak kelas 9 yang terkenal pinter dan
cool itu lohhhh. Yang anaknya ganteng ituuu.” Zahra berjalan mengikuti Ewi
sahabat sebangkunya.
“Iya ra, siapa sih yang gak tau dia? Lo lagi Falling in love
ya ra?” Tanya Ewi curiga dan menatapnya lekat-lekat.
Zahra agak salah tingkah setelah mendengar Ewi berkata
‘Falling in love’. “I.. I... Iya nih wi, gw suka sama dia. Ngomong-ngomong, lo
tau gak namanya siapa?” Tanya Zahra dengan wajah sedikit mendekat dan sedikit
berbisik.
Sontak Ewi menjauh darinya karena takut Zahra ingin
menyosornya di tempat umum seperti ini. Walaupun bukan di tempan umum
sekalipun, Ewi juga tidak mau disosornya. “Ishh, elo ngapain sih deket-deket
gw? Mau nyosor gw ya ra? Lo masih normal kan?” Kata Ewi sedikit jijik dan
menaruh tas nya di kursinya.
“Ih Ewiiiiiii, lo mikirnya yang enggak-enggak aja sih. Udah
tau gw mau bisikin lo. Gw masih doyan cowok kaleeee” Katanya agak keras dan
segera duduk di sebelah Ewi. Sontak anak-anak yang berada di dekat mereka
menoleh kepada mereka.
“Oh iya, namanya itu Ka Radit. Dia anak kelas 9 A sekaligus
ketua kelas. Dia salah satu murid yang paling disenangi guru-guru.” Kata Ewi
menjelaskan. Aku sedikit heran juga dengan Ewi, kok dia bisa tau tentang ka
Radit ya?
Akupun menatapnya lekat-lekat. Aku sedikit ragu untuk
bertanya pada Ewi, tapi mau gimana lagi? Aku sudah penasaran. “Wi, lo jawab
dengan jujur ya. Lo juga suka sama ka Radit ya? Sejak kapan? Ko gw gak tau
sih?” Aku bertanya dengan nada yang sedikit meng-intrograsinya.
Sontak Ewi kaget dengan pertanyaan teman sebangkunya itu.
Tapi Ewi tidak bisa mengelak. Mau tak mau dia harus menjawabnya. ”Iya ra, gw
suka sama ka Radit. Gw juga baru akhir-akhir ini ko suka nya. Gw juga sempet
beberapa kali berpapasan dan sedikit ngobrol dengannya. Tapi itupun hanya
sekadar say hello kok ra.” Kata Ewi dengan nada menyesal.
Jujur aku sedikit kecewa dengan Ewi. Bukan karena aku
cemburu dengannya, namun karena dia tak perna cerita bahwa dia juga sedang
Falling in love dengan ka Radit. Kalau saja dia menceritakannya, aku juga tidak
akan kecewa dengannya. “Kenapa lo gak perna cerita ke gw sih wi? Gw bukannya
marah karena cemburu, tapi gw marah karena sahabat gw udah mulai main
rahasia-rahasiaan sama gw.”
Bel masuk pun berbunyi. Dan aku melihat Ewi sangat gelisah.
Aku merasa dia juga sedang menyembunyikan sesuatu yang sangat rahasia. Aku
ingin sekali bertanya padanya, namun ku-urungkan niatku untuk bertanya. Karena
guru Pelajaran pertama sudah berdiri di depan kelas-ku.
☺☻☺☻☺☻☺☻☺☻☺☻☺☻☺☻☺☻☺☻☺☻
♥♥♥♥♥
“Wi, gw mau
ngomong penting sama lo. Sekarang lo ikut sama gw!!” Kataku sambil menarik
tangan Ewi. Aku mengajaknya ke sebuah Cafe langganan kami.
Aku mulai
gugup bicara dengan Ewi. Tapi akhirnya aku mengumpulkan energi ku untuk bicara
pada Ewi. “Wi, gw harap lo bisa jujur sama gw. Gw harap lo gak nyembunyiin
sesuatu sama gw. Tapi sekarang gw tanya, apa lo nyembunyiin sesuatu yang sangat
rahasia sampe-sampe tadi lo gelisah banget saat gw marah sama lo.”
Kini Ewi lah
yang kelihatan sangat gugup. Dia mulai pucat dan berkeringat. Padahal kini kami
berada di ruangan ber AC. Akhirnya Ewi mau bicara. “Iya ra. Sebelumnya gw minta
maaf sama lo. Sudah 2 minggu ini gw...” Ewi menggantungkan kata-katanya. Dia
sangat membuatku penasaran.
“Apa wi? Sudah
2 minggu ini lo kenapa?” Tanyaku sambil mendesaknya untuk bicara. Beberapa
detik kemudian aku melihat Ewi mengeluarkan air matanya.
“Sorry ra,
sebenernya udah 2 minggu ini gw sama ka Radit jadian. Gw malu untuk bilang ke
elo. Sorry banget ra, ini emang salah gw. Gw sangat-sangat minta maaf sama lo
ra. Lo jangan marah lagi ya ra sama gw.” Tambah Ewi sambil mengguncang-guncangkan
bahuku.
Aku pun tak
bisa menahan air mataku. Aku menangis sesenggukkan. Aku tak menyangka selama 2
minggu Ewi sudah membohonginya. Aku terus menangis sambil menatap Ewi dengan
tajam. “Wi, sebenernya gw gaakan nangis seperti ini kalo dari awal lo
emang jujur sama gw. Tapi lo yang udah
buat gw nangis seperti ini. Ini awal gw suka sama seseorang. Dan orang yang gw
suka ternyata cowok sahabat gw. Dan gw baru tau setelah 2 minggu kalian
pacaran. Gw baru dikasih tau beberapa menit yang lalu. Lo tega wi. Lo tega
banget sama gw!!!”
Ewi
kelihatannya sangat menyesal. “Sorry ra, gw gatau lagi harus bilang apa ra. Gw
bener-bener merasa bersalah sama lo. Sekali lagi gw bener-bener minta maaf ra.”
Kata Ewi sambil menangis sesenggukan juga.
“Oke wi, untuk sementara ini gw harap lo
jangan deket-deket gw dulu. Gw mau sendiri dulu. Gw harap lo ngerti sama
perasaan gw saat ini. Dan SELAMAT. Semoga lo LANGGENG sama ka Radit.”
“Ra, lo jangan gini dong ra. Gw bakal putusin Radit kalo
emang ini yang terbaik untuk persahabatan kita. Gw gak mau hanya karena seorang
cowok kita malah bertengkar kayak gini.” Kata Ewi sedikir memaksaku untuk
melihatnya. Namun aku tak sanggup menatapnya.
“Lo gak usah bawa-bawa ka Radit deh wi. Ini tuh semua
gara-gara lo. Lo udah ngebohongin gw selama 2 minggu. Lo udah gak percaya sama
gw. Gw nyesel wi udah sempet kenal sama lo. Lo udah menyia-nyiakan gw wi. Lo
JAHAT wi. Lo JAHAT sama gw. Lo JAHATTTTTT....” Aku berlari keluar dari cafe
sambil menangis sesenggukkan dan langsung naik taxi yang sedang nge-tam di
dekat cafe itu.
☺☻☺☻☺☻☺☻☺☻☺☻☺☻☺☻☺☻☺☻☺☻
♥♥♥♥♥
Ewi terus berusaha minta maaf padaku. Namun aku tetap saja
membiarkannya berbicara sepuasnya dan aku tak memberinya harapan. Tapi entah
mengapa, aku kasihan dengannya. Jujur, aku tak bisa marah berlama-lama padanya.
Tapi aku juga tak bisa memaafkannya.
“Ra, gw mohon ra maafin gw. Gw merasa sangat bego karena
udah ngebohongin lo. Gw merasa tolol karena itu. Gw mohon ra maafin gw. Ra,
hikss... Gw mohon raa hiks... Lo maafin hikss... Gw ya hikss...?” Ewi bicara
sambil menangis. Aku tak bisa menahan untuk menangis kembali.
“Oke wi, kali ini lo dapet maaf dari gw. Sekali lagi lo
ngerusak hubungan persahabatan kita hanya karena kebohongan, gw gak segan-segan
musuhin lo selama-lamanya. Gw gak bisa marah berlarut-larut sama lo wi.” Kataku
sambil berusaha senyum dan menyeka air mataku.
“Makasih ra, lo emang sahabat yang paling baik ra. Gw janji
gak akan pernah ngebohongin lo lagi...” Katanya sambil menyeka air matanya dan
memeluk-ku sekuat tenaganya sampai aku tak bisa bernafas.
“Ewiiiiiiiiiiii, gw bakal marah sama lo karna lo udah bikin
gw sesek dengan pelukan looooo...” Terlihat jelas muka Ewi yang sesaat berubah
menjadi kegirangan.
☺☻☺☻☺☻☺☻☺☻☺☻☺☻☺☻☺☻☺☻☺☻
♥♥♥♥♥
Akhirnya persahabatan kami pun tetap berjalan seperti biasa.
Walau aku masih menyimpan rasa sakit hati ku kepada Ewi. Tapi itu lah cinta.
Banyak yang bilang bahwa “Cinta tak harus memiliki.” Dan aku sangat setuju
dengan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar