Senin, 12 November 2012

HUBUNGAN TERHADAP KINERJA KERJA


HUBUNGAN TERHADAP KINERJA KERJA
Bab 1.
Teori Motivasi
Teori Abraham H. Maslow.
Teori motivasi yang dia telah kembangkan bahwa intinya yaitu sebuah pendapat bahwa manusia itu mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :
·         Fisiologis
·         Keamananm keselamatan dan perlindungan
·         Sosial, kasih sayang rasa dimiliki
·         Penghargaan, rasa hormat internal seperti harga diri, prestasi
·         Aktualisasi diri, dorongan untuk menjadi apa yang mampu ia menjadi
Menurut si maslow, bahwa jika seorang pimpinan ingin memotivasi seseorang, maka ia perlu memahami sedang berada pada anak tangga manakah posis bawahan dan memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan itu atau kebutuhan dia di atas tingkat itu.

Teori Komunikasi
            Menurut Littlejohn (1989), berdasarkan metode penjelasan serta cakupan objek pengamatannya, secara umum teori-teori komunikasi dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu:

I. Teori-teori Umum (general theories)          

a). Teori-Teori Struktural dan Fungsional
Asumsi teori struktural fungsional adalah: masyarakat pada dasarnya merupakan suatu sistem yang terdiri dari bagian-bagian (sub-sistem) yang saling berhubungan satu sama lain.
Teori struktural fungsional mula-mula tumbuh dari cara melihat masyarakat yang dianalogikan dengan organisme biologis. Masyarakat maupun organisme biologis sama-sama mengalami pertumbuhan. Tiap bagian yang tumbuh di dalam masyarakat memiliki fingsi dan tujuan tertentu.
Fungsional dan struktural memiliki beberapa persamaan karakteristik sebagai berikut:
Lebih mementingkan “synchrony” (stabilitas dalam kurun waktu tertentu).
Hal yang diamati terutama sekali adanya faktor-faktor yang berada di luar kontrol dan kesadaran manusia
Realitas pada dasarnya objektif dan bebas. Oleh karena itu pengetahuan, menurut pandangan ini, dapat ditemukan melalui metode pengamatan (observasi) empiris yang cermat.
Pendekatan ini memisahkan bahasa dan lambang dari pemikiran-pemikiran dan objek-objek yang disimbolkan dalam komunikasi. Dunia hadir karena dirinya sendiri, sementara bahasa hanyalah alat untuk merepresentasikan apa yang telah ada.
Bahasa harus sesuai dengan realitas. 
Simbol-simbol harus merepresentasikan sesuatu secara akurat.
Pendekatan struktural fungsional dalam kaitannya dengan perilaku manusia, menolak gagasan-gagasan tentang jiwa, spirit, kemauan, pikiran, introspeksi, kesadaran, subjektivitas, dan sebagainya, karena konsep-konsep itu tidak dapat diamati secara objektif. Dengan kata lain, pendekatan ini terhadap manusia berusaha mengukur pengaruh struktur sosial terhadap identitas, respons dan perilaku manusia melalui peran (role), sosialisasi, dan keanggotaan kelompok mereka. Pendekatan ini jelas menekankan orientasi peran dalam arti bahwa ia memandang manusia pada dasarnya ditentukan secara sosial (socially-determined).Bagi pandangan struktural, struktur sosial sangat kukuh dan mempengaruhi perilaku manusia. Struktur sosial terbentuk lama sebelum kita lahir dan akan tetap ada setelah kita mati. Kita tidak dapat memilih posisi kita dalam struktur sosial tersebut: ras, jenis kelamin, agama, kelas sosial orang tua, pendeknya budaya yang kedalamnya kita lahir. Manusia tersosialisasikan oleh budaya itu; mereka mengikuti aturan-aturan yang ditetapkannya: bahasa, cara berbicara, etiket bergaul (termasuk sopan santun dalam keluarga), cara makan dan jenis makanan yang dimakan, dan sebagainya. Bahkan semasa manusia berada dalam kandunganpun mereka dipengaruhi oleh budaya (misalnya lewat upacara tujuh bulanan) atau setelah mereka mati (dimakamkan dengan cara tertentu). Struktur sosial itulah yang dianggap penting oleh pendekatan struktural, karena itu mempengaruhi manusia berpikir, berperilaku dan mewarnai identitas mereka. Pendeknya manusia dikontrol oleh (struktur) masyarakat di luar dirinya sendiri. Jadi masyarakat tetap dianggap statis.

b). Teori Behavioral dan Kognitif
Asumsi teori ini tentang hakikat dan cara menemukan pengetahuan juga sama dengan aliran strukturalis dan fungsional. Perbedaannya hanyalah terletak pada fokus pengamatan serta sejarahnya. Teori-teori strukturalis dan fungsional yang berkembang dari sosiologi dan ilmu-ilmu sosial lainnya cenderung memusatkan pengkajiannya pada hal-hal yang menyangkut struktur sosial dan budaya. Sementara teori-teori behavioral dan kognitif yang berkembang dari psikologi dan ilmu-ilmu pengetahuan behavioralis lainnya, cenderung memusatkan pengamatannya pada diri manusia secara individual. Salah satu konsep pemikirannya yang terkenal adalah tentang model S-R (stimulus-response)
Teori-teori dalam perpektif ini mengutamakan analisis variabel. Analisis ini pada dasarnya merupakan upaya mengidentifikasikan variabel-variabel kognitif yang dianggap penting, serta mencari hubungan korelasi di antara variabel. Analisis ini juga menguraikan tentang cara-cara bagaimana variabel-variabel proses kognitif dan informasi menyebabkan atau menghasilkan tingkah laku tertentu.
Komunikasi menurut pandangan teori ini dianggap sebagai manifestasi dari tingkah laku, proses berpikir, dan fungsi bio-neural dari individu. Oleh karenanya, variabel-variabel penentu yang memegang peranan penting terhadap sarana kognisi seseorang (termasuk bahasa) biasanya berada di luar kontrol dan kesadaran orang tersebut.

c). Teori Konvensional dan Interaksional
Teori-teori ini berpandangan bahwa kehidupan sosial merupakan suatu proses interaksi yang membangun, memelihara serta mengubah kebiasaan­-kebiasaan tertentu, termasuk dalam hal ini bahasa dan simbol-simbol. Komunikasi menurut teori ini, dianggap sebagai alat perekat masyarakat. Kelompok teori ini berkembang dari aliran pendekatan “interaksionisme simbolik” sosiologi dan filsafat bahasa ordiner. Bagi teori ini pengetahuan dapat ditemukan melalui metode interpretasi.
Fokus pengamatan teori-teori ini tidak terhadap struktur tetapi tentang bagaimana bahasa dipergunakan untuk membangun struktur sosial, serta bagaimana bahasa dan simbol-simbol lainnya direproduksi, dipelihara serta diubah dalam penggunaannya. Makna menurut pandangan teori ini tidak merupakan suatu kesatuan objektif yang ditransfer melalui komunikasi, tetapi muncul dari dan diciptakan melalui interaksi. Makna pada dasarnya merupakan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh melalui interaksi. Oleh karenanya makna dapat berubah dari waktu ke waktu, dari konteks ke konteks, serta dari satu kelompok sosial ke kelompok lainnya.

d). Teori -Teori Kritis dan Interpretif
Gagasan teori-teori ini banyak berasal dari berbagai tradisi seperti sosiologi interpretif, pemikiran Max weber, phenomenology dan hermeneutics, Marxisme dan aliran “Frankfurt School”, serta berbagai pendekatan tekstual seperti teori-teori retorika, “biblical” dan kesusasteraan. Pendekatan kelompok teori ini terutama sekali populer di negara-negara Eropa.
Secara umum kedua jenis teori ini mempunyai karakteristik umum.
Penekanan terhadap peran subjektivitas yang didasarkan pada pengalaman individual.
Makna atau meaning merupakan konsep kunci dalam teori-teori ini. Pengalaman dipandang sebagai “meaning centered” atau dasar pemahaman makna. Dengan memahami makna dari suatu pengalaman, seseorang akan menjadi sadar akan kehidupan dirinya. Dalam hal ini bahasa menjadi konsep sentral karena bahasa dipandang sebagai kekuatan yang mengemudikan pengalaman manusia.
Selain persamaan, kedua jenis teori ini mempunyai perbedaan, antara lain: pendekatan teori interpretif cenderung menghindarkan sifat-sifat preskriptif dan keputusan-keputusan absolut tentang fenomena yang diamati. Pengamatan (observations) menurut teori interpretif, hanyalah sesuatu yang bersifat tentatif dan relatif. Sementara teori-teori kritis (critical theories) lazimnya cenderung menggunakan keputusan-keputusan yang absolut, preskiptif dan juga politis sifatnya.

II. Teori-Teori Kontekstual (Contextual Theories)
Berdasarkan konteks atau tingkat analitisnya, teori-teori komunikasi secara umum dapat dibagi dalam lima konteks atau tingkatan, sebagai berikut:
Komunikasi Intrapribadi. Proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang. Teori-teori intrapribadi umumnya membahas mengenai proses pemahaman, ingatan, dan interpretasi terhadap simbol-simbol yang ditangkap melalui pancaindra.
Komunikasi Antarpribadi. Komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi baik yang terjadi secara langsung ataupun tidak langsung. Kegiatan-kegiatan seperti percakapan tatap muka, percakapan melalui telepon, dll merupakan contoh komunikasi antar pribadi. Teori-teori komunikasi antar pribadi umumnya memfokuskan pengamatannya pada bentuk-bentuk dan sifat hubungan, percakapan, interaksi dan karakteristik komunikator.
 Komunikasi Kelompok. Memfokuskan pembahasan pada interaksi di antara orang-orang dalam kelompok-kelompok kecil. Teori komunikasi kelompok antara lain membahas tentang dinamika kelompok, efisiensi dan efektivitas penyampaian informasi dalam kelompok, pola dan bentuk interaksi, serta pembuatan keputusan.
Komunikasi Organisasi. Menunjuk pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jaringan organisasi. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi formal dan informal, serta bentuk-bentuk komunikasi antar pribadi dan komunikasi kelompok. Pembahasan teori komunikasi organisasi antara lain menyangkut struktur dan fungsi organisasi, hubungan antar manusia, komunikasi dan proses pengorganisasian, serta kebudayaan organisasi.
Komunikasi Massa. Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang besar. Teori-teori komunikasi massa umumnya memfokuskan perhatiannya pada hal-hal yang menyangkut struktur media, hubungan media dan masyarakat, hubungan antara media dan khalayak, aspek­aspek budaya dari komunikasi massa, serta dampak atau hasil komunikasi massa terhadap individu.







Teori Konflik

Menurut Karl Marx
Kelas sosial :
Karl Marx menjelaskan bahwa masyarakat pada abad ke-19 di Eropa, terbagi menjadi 2 kelas sosial yakni

a. Borjuis       : pada jaman kolonialisme kaum pemilik modal yaitu mereka yang memiliki alat-alat kerja/produksi misalnya pabrik, mesin, dan tanah. Tetapi pada jaman modern, kaum borjuis adalah mereka yang memiliki knowledge/keahlian khusus.

b. Proletar      : kaum pekerja miskin.
Dalam sistem produksi kapitalis kedua kelas tersebut saling ketergantungan namun tidak seimbang. Kelas proletar tidak dapat hidup jika tidak bekerja. Sedangkan kelas borjuis meskipun pabriknya tidak berjalan, ia masih dapat bertahan dari modal yang dikumpulkannya selama pabriknya bekerja yakni dengan menjual pabriknya. Dengan demikian kelas borjuis adalah kelas yang kuat, sedangkan kelas proletar adalah kelas yang lemah. 

Kedua kelas ini berada dalam suatu struktur sosial hirarkis, kaum borjuis melakukan eksploitasi terhadap kaum proletar dalam proses produksi. Dan pemilikan alat-alat produksi sebagai unsur pokok pemisahan kelas dalam masyarakat. Marx juga menjelaskan bahwa seluruh keteraturan dalam masyarakat proletar disebabkan adanya pemaksaan oleh para penguasa (borjuis).

Penyebab konflik :
Karena ada kelas-kelas dalam masyarkat dimana terjadi ketidaksetaraan sosial yang tinggi antara kaum borjuis & proletar.

Fungsi konflik :
Untuk mencapai keadilan dan kemakmuran di dalam masyarakat diperlukan revolusi kelas. Revolusi ini bisa dilakukan dengan cara kekerasan agar terjadi perubahan drastis ke arah yang lebih baik.

Faktor produksi dalam konflik :
Borjuis sebagai pemilik modal memiliki kontrol penuh untuk mengendalikan roda ekonomi dan melakukan eksploitasi terhadap pekerja.



Tenaga kerja :
Perusahaan dikendalikan sepenuhnya oleh kelas borjuis. Kaum pekerja akan tetap tereksploitasi bila tidak memiliki kesadaran untuk melakukan perjuangan kelas. Marx tidak membedakan skill setiap pekerja.

Dampak konflik :
Karl Marx lebih menekankan pada dampak negatif dari konflik yakni ;
-Menyebabkan keretakan hubungan antara anggota kelompok.
-Mengakibatkan perubahan kepribadian para individu.
-Mengakibatkan kerusakan harta benda dan nyawa manusia.
-Menimbulkan dominasi atau penaklukan oleh salah satu.

Akan tetapi, ia juga melihat adanya dampak positif dari konflik yakni timbulnya gerakan sosial yang besar (revolusi) yang dapat dijadikan alat yang efektif oleh kelas proletar untuk mendapatkan kesetaraan dalam pembagian sumber-sumber ekonomi.

Kelemahan pada teori Karl Marx :
Teori kelas sosial dan konfliknya hanya relevan pada awal kapitalisme (awal revolusi industri) dan tidak lagi sesuai dengan masyarakat industry post kapitalis. Hal ini dikarenakan pekerjaan masyarakat semakin heterogen dan hak-hak dan kemakmuran masyarakat mulai mengalami peningkatan.


Teori Kepemimpinan
Menurut Moejiono
Moejiono (2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.






Teori Pengembangan karier
Menurut Hoppock
     Setiap individu memilki berbagai kebutuhan, kebutuhan itu diantranya kebutuhan fisik seperti kebutuhan akan makan,istirahat,tempat tinggal dan lain sebagainya kebutuhan psikologis antra lain kebutuhan untuk bergaul dengan orang lain kebutuhan untuk di hormati dan dihargai individu akan menghadapi setiap kebutuhan fisik dan psikologis yang pengaruhnya dapat berpariasi.Hoppck menyimpulkan bahwa reaksi individu terhadap kebutuhan fisik dan psikologis berpengaruh dalam pemilihan jabatan.
Individu memilih perkerjaan,jabatan, karir, adalah pekerjaan yang paling memenuhi kebutuhan yang kuat akan kebutuhan status dan penghargan dari orang lain.orang yang memiliki kebutuhan yang kuat akan kebutuhan status dan penghargaan dari orang lain memilki kecendrugan akan mengejar kedudukan yang paling di inginkan dan paling dapat memenuhi kebutuhan akan stautus dan penghargaan diri orang lain.Demikian halnya denga kebutuhan lainya
Apabila orang menyadari tentang berbagai jenis pekerjaan dengan berbagai situasinya dan secara langsung akan menyadari bahwa pekerjaanitu dapat memberikan pengalaman yang memuaskan dan pekerjaan lain memberilan pengalaman yang tidak menyenangkan jadi pekerjaan jabatan karir dipilih seseorang apabilai untuk pertama kali ia menyadari bahwa jabatan itu dapat membantunya dalam memenuhi kebutuhannya.
Dalam pandangan Hoppock pada saat yang demikian ini pemilihan jabatan baru dimulai dengan sungguh sungguh.
a) Kebutuhan yang timbul bisa diterima secara intelektual yang di arahkan untuk jabatan tau tujuan tertentu
b) Pemilihan pekerjaan,jabatan dan karir akan menjadi lebih baik apabila seseorang lebih mampu memperkirakan bagaimana sebaiknya jabatan akan datang itu akan memenuhi kebutuhannya
c) Memberikan potensi kepada seseorang untuk berparti sipasi itu sangat ter gantung pada seseorang terhadap pemahaman dirinya.
d) Formasi mengenai diri sendiri
e) Kepuasan pada pekerjaan tergantung pada pencapaiaan atau tidaknya terhadap kebutuhan seseorang
f) Kepuasan kerja dapat di peroleh dari suatu pekerjaan yang memenuhi kebutuhan sekarang atau ssuatu pekerjaan yang menyajikan terpenuhinya kebutuhan di masa yang akan datang.
g) Pilihan pekerjaan akan berubah apabila seseorang yakin bahwa perubahan tersebut lebih baik untuk pemenuhan kebutuhan di masa yang akan datang.


BAB 2. Alasan


·         Teori Motivasi (Teori Abraham H. Maslow)
Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang.

·         Teori Komunikasi ( Littlejohn)
Littlejohn mengemukakan model komunikasi yang sederhana


·         Teori Konflik (Karl Marx)
Konflik merupakan pertentangan antara kelas borjuis melawan kelas proletar yang memperebutkan sumber-sumber ekonomi (alat-alat produksi).


·         Teori Kepemimpinan (Moejiono)
memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah,

·         Teori Pengembangan Karier (Hoppock)
 jabatan karier yang dipilih adalah pekerjaan yang disukai dan di yakini bahwa pekerjaan itu paling baik untuk memenuhi kebutuhan















BAB 3. KESIMPULAN

·         Teori Motivasi (Teori Abraham H. Maslow)
Motivasi merupakan keadaan internal organisme yang mendorong untuk berbuat sesuatu. Motivasi dapat dibedakan kedalam motivasi intrinsic dan ekstrinsik. Motivasi intrinsic merupakan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya untuk belajar,misalnya perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut,apakah untuk kehidupannya masa depan siswa yang bersangkutan atau untuk yang lain. Motivasi ekstrinsik merupakan keadaan yang datang dari individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.

·         Teori Komunikasi ( Littlejohn)
Bahwa Littlejohn membagi-bagi Teori Komunikasi menjadi 2 bagian
Yaitu
a.       Teori-teori Umum (general theories) 
Dimana masyarakat pada dasarnya merupakan suatu sistem yang terdiri dari bagian-bagian (sub-sistem) yang saling berhubungan satu sama lain.

b.      . Teori-Teori Kontekstual (Contextual Theories)
Bahwa teori kontektul dibagi dalam lima konteks atau tingkatan
1.      Komunikasi Intrapribadi
2.      Komunikasi Antarpribadi
3.      Komunikasi Kelompok
4.      Komunikasi Organisasi
5.      Komunikasi Massa





·         Teori Konflik (Karl Marx)
Usaha manusia untuk meredakan pertikaian atau konflik dalam mencapai kestabilan dinamakan “akomodasi”. Pihak-pihak yang berkonflik kemudian saling menyesuaikan diri pada keadaan tersebut dengan cara bekerja sama. Bentuk-bentuk akomodasi :

·         Teori Kepemimpinan (Moejiono)
bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.

·         Teori pengembangan karier (Hoppock)
Kebutuhan yang timbul bisa diterima secara intelektual yang di arahkan untuk jabatan tau tujuan tertentu
 Pemilihan pekerjaan,jabatan dan karir akan menjadi lebih baik apabila seseorang lebih mampu memperkirakan bagaimana sebaiknya jabatan akan datang itu akan memenuhi kebutuhannya
 Memberikan potensi kepada seseorang untuk berparti sipasi itu sangat ter gantung pada seseorang terhadap pemahaman dirinya.
d) Formasi mengenai diri sendiri
 Kepuasan pada pekerjaan tergantung pada pencapaiaan atau tidaknya terhadap kebutuhan seseorang
 Kepuasan kerja dapat di peroleh dari suatu pekerjaan yang memenuhi kebutuhan sekarang atau ssuatu pekerjaan yang menyajikan terpenuhinya kebutuhan di masa yang akan datang.
Pilihan pekerjaan akan berubah apabila seseorang yakin bahwa perubahan tersebut lebih baik untuk pemenuhan kebutuhan di masa yang akan datang.



                  Sumber :