HUBUNGAN TERHADAP KINERJA KERJA
Bab 1.
Teori
Motivasi
Teori Abraham H. Maslow.
Teori motivasi yang dia
telah kembangkan bahwa intinya yaitu sebuah pendapat bahwa manusia itu
mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :
·
Fisiologis
·
Keamananm
keselamatan dan perlindungan
·
Sosial,
kasih sayang rasa dimiliki
·
Penghargaan,
rasa hormat internal seperti harga diri, prestasi
·
Aktualisasi
diri, dorongan untuk menjadi apa yang mampu ia menjadi
Menurut si maslow, bahwa jika seorang pimpinan ingin
memotivasi seseorang, maka ia perlu memahami sedang berada pada anak tangga
manakah posis bawahan dan memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan itu
atau kebutuhan dia di atas tingkat itu.
Teori
Komunikasi
Menurut Littlejohn (1989), berdasarkan metode penjelasan serta cakupan objek pengamatannya, secara umum teori-teori komunikasi dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu:
Menurut Littlejohn (1989), berdasarkan metode penjelasan serta cakupan objek pengamatannya, secara umum teori-teori komunikasi dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu:
I. Teori-teori Umum (general theories)
a).
Teori-Teori Struktural dan Fungsional
Asumsi
teori struktural fungsional adalah: masyarakat pada dasarnya merupakan suatu
sistem yang terdiri dari bagian-bagian (sub-sistem) yang saling berhubungan
satu sama lain.
Teori
struktural fungsional mula-mula tumbuh dari cara melihat masyarakat yang
dianalogikan dengan organisme biologis. Masyarakat maupun organisme biologis
sama-sama mengalami pertumbuhan. Tiap bagian yang tumbuh di dalam masyarakat
memiliki fingsi dan tujuan tertentu.
Fungsional
dan struktural memiliki beberapa persamaan karakteristik sebagai berikut:
Lebih
mementingkan “synchrony” (stabilitas dalam kurun waktu tertentu).
Hal
yang diamati terutama sekali adanya faktor-faktor yang berada di luar kontrol
dan kesadaran manusia
Realitas
pada dasarnya objektif dan bebas. Oleh karena itu pengetahuan, menurut
pandangan ini, dapat ditemukan melalui metode pengamatan (observasi) empiris
yang cermat.
Pendekatan
ini memisahkan bahasa dan lambang dari pemikiran-pemikiran dan objek-objek yang
disimbolkan dalam komunikasi. Dunia hadir karena dirinya sendiri, sementara
bahasa hanyalah alat untuk merepresentasikan apa yang telah ada.
Bahasa
harus sesuai dengan realitas.
Simbol-simbol
harus merepresentasikan sesuatu secara akurat.
Pendekatan
struktural fungsional dalam kaitannya dengan perilaku manusia, menolak
gagasan-gagasan tentang jiwa, spirit, kemauan, pikiran, introspeksi, kesadaran,
subjektivitas, dan sebagainya, karena konsep-konsep itu tidak dapat diamati
secara objektif. Dengan kata lain, pendekatan ini terhadap manusia berusaha
mengukur pengaruh struktur sosial terhadap identitas, respons dan perilaku
manusia melalui peran (role), sosialisasi, dan keanggotaan kelompok mereka.
Pendekatan ini jelas menekankan orientasi peran dalam arti bahwa ia memandang
manusia pada dasarnya ditentukan secara sosial (socially-determined).Bagi pandangan
struktural, struktur sosial sangat kukuh dan mempengaruhi perilaku manusia.
Struktur sosial terbentuk lama sebelum kita lahir dan akan tetap ada setelah
kita mati. Kita tidak dapat memilih posisi kita dalam struktur sosial tersebut:
ras, jenis kelamin, agama, kelas sosial orang tua, pendeknya budaya yang
kedalamnya kita lahir. Manusia tersosialisasikan oleh budaya itu; mereka
mengikuti aturan-aturan yang ditetapkannya: bahasa, cara berbicara, etiket
bergaul (termasuk sopan santun dalam keluarga), cara makan dan jenis makanan
yang dimakan, dan sebagainya. Bahkan semasa manusia berada dalam kandunganpun
mereka dipengaruhi oleh budaya (misalnya lewat upacara tujuh bulanan) atau
setelah mereka mati (dimakamkan dengan cara tertentu). Struktur sosial itulah
yang dianggap penting oleh pendekatan struktural, karena itu mempengaruhi
manusia berpikir, berperilaku dan mewarnai identitas mereka. Pendeknya manusia
dikontrol oleh (struktur) masyarakat di luar dirinya sendiri. Jadi masyarakat
tetap dianggap statis.
b).
Teori Behavioral dan Kognitif
Asumsi
teori ini tentang hakikat dan cara menemukan pengetahuan juga sama dengan
aliran strukturalis dan fungsional. Perbedaannya hanyalah terletak pada fokus
pengamatan serta sejarahnya. Teori-teori strukturalis dan fungsional yang
berkembang dari sosiologi dan ilmu-ilmu sosial lainnya cenderung memusatkan
pengkajiannya pada hal-hal yang menyangkut struktur sosial dan budaya.
Sementara teori-teori behavioral dan kognitif yang berkembang dari psikologi
dan ilmu-ilmu pengetahuan behavioralis lainnya, cenderung memusatkan
pengamatannya pada diri manusia secara individual. Salah satu konsep
pemikirannya yang terkenal adalah tentang model S-R (stimulus-response)
Teori-teori
dalam perpektif ini mengutamakan analisis variabel. Analisis ini pada dasarnya
merupakan upaya mengidentifikasikan variabel-variabel kognitif yang dianggap
penting, serta mencari hubungan korelasi di antara variabel. Analisis ini juga
menguraikan tentang cara-cara bagaimana variabel-variabel proses kognitif dan
informasi menyebabkan atau menghasilkan tingkah laku tertentu.
Komunikasi
menurut pandangan teori ini dianggap sebagai manifestasi dari tingkah laku,
proses berpikir, dan fungsi bio-neural dari individu. Oleh karenanya,
variabel-variabel penentu yang memegang peranan penting terhadap sarana kognisi
seseorang (termasuk bahasa) biasanya berada di luar kontrol dan kesadaran orang
tersebut.
c).
Teori Konvensional dan Interaksional
Teori-teori
ini berpandangan bahwa kehidupan sosial merupakan suatu proses interaksi yang
membangun, memelihara serta mengubah kebiasaan-kebiasaan tertentu, termasuk
dalam hal ini bahasa dan simbol-simbol. Komunikasi menurut teori ini, dianggap
sebagai alat perekat masyarakat. Kelompok teori ini berkembang dari aliran
pendekatan “interaksionisme simbolik” sosiologi dan filsafat bahasa ordiner.
Bagi teori ini pengetahuan dapat ditemukan melalui metode interpretasi.
Fokus
pengamatan teori-teori ini tidak terhadap struktur tetapi tentang bagaimana
bahasa dipergunakan untuk membangun struktur sosial, serta bagaimana bahasa dan
simbol-simbol lainnya direproduksi, dipelihara serta diubah dalam
penggunaannya. Makna menurut pandangan teori ini tidak merupakan suatu kesatuan
objektif yang ditransfer melalui komunikasi, tetapi muncul dari dan diciptakan
melalui interaksi. Makna pada dasarnya merupakan kebiasaan-kebiasaan yang
diperoleh melalui interaksi. Oleh karenanya makna dapat berubah dari waktu ke
waktu, dari konteks ke konteks, serta dari satu kelompok sosial ke kelompok
lainnya.
d).
Teori -Teori Kritis dan Interpretif
Gagasan
teori-teori ini banyak berasal dari berbagai tradisi seperti sosiologi
interpretif, pemikiran Max weber, phenomenology dan hermeneutics, Marxisme dan
aliran “Frankfurt School”, serta berbagai pendekatan tekstual seperti
teori-teori retorika, “biblical” dan kesusasteraan. Pendekatan kelompok teori
ini terutama sekali populer di negara-negara Eropa.
Secara
umum kedua jenis teori ini mempunyai karakteristik umum.
Penekanan
terhadap peran subjektivitas yang didasarkan pada pengalaman individual.
Makna
atau meaning merupakan konsep kunci dalam teori-teori ini. Pengalaman dipandang
sebagai “meaning centered” atau dasar pemahaman makna. Dengan memahami makna
dari suatu pengalaman, seseorang akan menjadi sadar akan kehidupan dirinya.
Dalam hal ini bahasa menjadi konsep sentral karena bahasa dipandang sebagai
kekuatan yang mengemudikan pengalaman manusia.
Selain
persamaan, kedua jenis teori ini mempunyai perbedaan, antara lain: pendekatan
teori interpretif cenderung menghindarkan sifat-sifat preskriptif dan
keputusan-keputusan absolut tentang fenomena yang diamati. Pengamatan
(observations) menurut teori interpretif, hanyalah sesuatu yang bersifat
tentatif dan relatif. Sementara teori-teori kritis (critical theories) lazimnya
cenderung menggunakan keputusan-keputusan yang absolut, preskiptif dan juga
politis sifatnya.
II.
Teori-Teori Kontekstual (Contextual Theories)
Berdasarkan
konteks atau tingkat analitisnya, teori-teori komunikasi secara umum dapat
dibagi dalam lima konteks atau tingkatan, sebagai berikut:
Komunikasi
Intrapribadi. Proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang. Teori-teori
intrapribadi umumnya membahas mengenai proses pemahaman, ingatan, dan
interpretasi terhadap simbol-simbol yang ditangkap melalui pancaindra.
Komunikasi
Antarpribadi. Komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi baik yang
terjadi secara langsung ataupun tidak langsung. Kegiatan-kegiatan seperti
percakapan tatap muka, percakapan melalui telepon, dll merupakan contoh
komunikasi antar pribadi. Teori-teori komunikasi antar pribadi umumnya
memfokuskan pengamatannya pada bentuk-bentuk dan sifat hubungan, percakapan,
interaksi dan karakteristik komunikator.
Komunikasi Kelompok. Memfokuskan pembahasan
pada interaksi di antara orang-orang dalam kelompok-kelompok kecil. Teori
komunikasi kelompok antara lain membahas tentang dinamika kelompok, efisiensi
dan efektivitas penyampaian informasi dalam kelompok, pola dan bentuk
interaksi, serta pembuatan keputusan.
Komunikasi
Organisasi. Menunjuk pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks
dan jaringan organisasi. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk
komunikasi formal dan informal, serta bentuk-bentuk komunikasi antar pribadi
dan komunikasi kelompok. Pembahasan teori komunikasi organisasi antara lain
menyangkut struktur dan fungsi organisasi, hubungan antar manusia, komunikasi
dan proses pengorganisasian, serta kebudayaan organisasi.
Komunikasi
Massa. Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa yang ditujukan
kepada sejumlah khalayak yang besar. Teori-teori komunikasi massa umumnya
memfokuskan perhatiannya pada hal-hal yang menyangkut struktur media, hubungan
media dan masyarakat, hubungan antara media dan khalayak, aspekaspek budaya
dari komunikasi massa, serta dampak atau hasil komunikasi massa terhadap
individu.
Teori Konflik
Menurut
Karl Marx
Kelas sosial :
Karl Marx menjelaskan bahwa masyarakat pada
abad ke-19 di Eropa, terbagi menjadi 2 kelas sosial yakni
a. Borjuis
: pada jaman kolonialisme kaum pemilik modal yaitu mereka yang memiliki
alat-alat kerja/produksi misalnya pabrik, mesin, dan tanah. Tetapi pada jaman
modern, kaum borjuis adalah mereka yang memiliki knowledge/keahlian khusus.
b. Proletar :
kaum pekerja miskin.
Dalam sistem produksi kapitalis kedua kelas
tersebut saling ketergantungan namun tidak seimbang. Kelas proletar tidak dapat
hidup jika tidak bekerja. Sedangkan kelas borjuis meskipun pabriknya tidak
berjalan, ia masih dapat bertahan dari modal yang dikumpulkannya selama
pabriknya bekerja yakni dengan menjual pabriknya. Dengan demikian kelas borjuis
adalah kelas yang kuat, sedangkan kelas proletar adalah kelas yang lemah.
Kedua kelas ini berada dalam suatu struktur
sosial hirarkis, kaum borjuis melakukan eksploitasi terhadap kaum proletar
dalam proses produksi. Dan pemilikan alat-alat produksi sebagai unsur pokok
pemisahan kelas dalam masyarakat. Marx juga menjelaskan bahwa seluruh
keteraturan dalam masyarakat proletar disebabkan adanya pemaksaan oleh para
penguasa (borjuis).
Penyebab konflik :
Karena ada kelas-kelas dalam masyarkat dimana
terjadi ketidaksetaraan sosial yang tinggi antara kaum borjuis & proletar.
Fungsi konflik :
Untuk mencapai keadilan dan kemakmuran di
dalam masyarakat diperlukan revolusi kelas. Revolusi ini bisa dilakukan dengan
cara kekerasan agar terjadi perubahan drastis ke arah yang lebih baik.
Faktor produksi dalam konflik :
Borjuis sebagai pemilik modal memiliki
kontrol penuh untuk mengendalikan roda ekonomi dan melakukan eksploitasi
terhadap pekerja.
Tenaga kerja :
Perusahaan dikendalikan sepenuhnya oleh kelas
borjuis. Kaum pekerja akan tetap tereksploitasi bila tidak memiliki kesadaran
untuk melakukan perjuangan kelas. Marx tidak membedakan skill setiap pekerja.
Dampak konflik :
Karl Marx lebih menekankan pada dampak
negatif dari konflik yakni ;
-Menyebabkan keretakan hubungan antara
anggota kelompok.
-Mengakibatkan perubahan kepribadian para individu.
-Mengakibatkan kerusakan harta benda dan
nyawa manusia.
-Menimbulkan dominasi atau penaklukan oleh
salah satu.
Akan tetapi, ia juga melihat adanya dampak
positif dari konflik yakni timbulnya gerakan sosial yang besar (revolusi) yang
dapat dijadikan alat yang efektif oleh kelas proletar untuk mendapatkan
kesetaraan dalam pembagian sumber-sumber ekonomi.
Kelemahan pada teori Karl Marx :
Teori kelas sosial dan konfliknya hanya
relevan pada awal kapitalisme (awal revolusi industri) dan tidak lagi sesuai
dengan masyarakat industry post kapitalis. Hal ini dikarenakan pekerjaan
masyarakat semakin heterogen dan hak-hak dan kemakmuran masyarakat mulai
mengalami peningkatan.
Teori Kepemimpinan
Menurut Moejiono
Moejiono (2002) memandang
bahwa leadership tersebut
sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki
kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para
ahli teori sukarela (compliance induction theorist)
cenderung memandang leadership sebagai
pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana
untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
Dari beberapa definisi
diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan
kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan
tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus
dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi
atau kelompok.
Teori
Pengembangan karier
Menurut Hoppock
Setiap individu memilki
berbagai kebutuhan, kebutuhan itu diantranya kebutuhan fisik seperti kebutuhan
akan makan,istirahat,tempat tinggal dan lain sebagainya kebutuhan psikologis
antra lain kebutuhan untuk bergaul dengan orang lain kebutuhan untuk di hormati
dan dihargai individu akan menghadapi setiap kebutuhan fisik dan psikologis
yang pengaruhnya dapat berpariasi.Hoppck menyimpulkan bahwa reaksi individu
terhadap kebutuhan fisik dan psikologis berpengaruh dalam pemilihan jabatan.
Individu
memilih perkerjaan,jabatan, karir, adalah pekerjaan yang paling memenuhi
kebutuhan yang kuat akan kebutuhan status dan penghargan dari orang lain.orang
yang memiliki kebutuhan yang kuat akan kebutuhan status dan penghargaan dari
orang lain memilki kecendrugan akan mengejar kedudukan yang paling di inginkan
dan paling dapat memenuhi kebutuhan akan stautus dan penghargaan diri orang lain.Demikian halnya
denga kebutuhan lainya
Apabila
orang menyadari tentang berbagai jenis pekerjaan dengan berbagai situasinya dan
secara langsung akan menyadari bahwa pekerjaanitu dapat memberikan pengalaman
yang memuaskan dan pekerjaan lain memberilan pengalaman yang tidak menyenangkan
jadi pekerjaan jabatan karir dipilih seseorang apabilai untuk pertama kali ia
menyadari bahwa jabatan itu dapat membantunya dalam memenuhi kebutuhannya.
Dalam
pandangan Hoppock pada saat yang demikian ini pemilihan jabatan baru dimulai
dengan sungguh sungguh.
a) Kebutuhan
yang timbul bisa diterima secara intelektual yang di arahkan untuk jabatan tau
tujuan tertentu
b) Pemilihan
pekerjaan,jabatan dan karir akan menjadi lebih baik apabila seseorang lebih
mampu memperkirakan bagaimana sebaiknya jabatan akan datang itu akan memenuhi
kebutuhannya
c) Memberikan
potensi kepada seseorang untuk berparti sipasi itu sangat ter gantung pada
seseorang terhadap pemahaman dirinya.
d) Formasi
mengenai diri sendiri
e) Kepuasan
pada pekerjaan tergantung pada pencapaiaan atau tidaknya terhadap kebutuhan
seseorang
f) Kepuasan
kerja dapat di peroleh dari suatu pekerjaan yang memenuhi kebutuhan sekarang
atau ssuatu pekerjaan yang menyajikan terpenuhinya kebutuhan di masa yang akan
datang.
g) Pilihan
pekerjaan akan berubah apabila seseorang yakin bahwa perubahan tersebut lebih
baik untuk pemenuhan kebutuhan di masa yang akan datang.
BAB
2. Alasan
·
Teori Motivasi (Teori Abraham H. Maslow)
Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi
dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai
apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang.
·
Teori
Komunikasi ( Littlejohn)
Littlejohn mengemukakan model komunikasi yang
sederhana
·
Teori
Konflik (Karl Marx)
Konflik merupakan pertentangan antara kelas
borjuis melawan kelas proletar yang memperebutkan sumber-sumber ekonomi
(alat-alat produksi).
·
Teori Kepemimpinan (Moejiono)
·
Teori Pengembangan Karier (Hoppock)
jabatan karier yang dipilih adalah pekerjaan
yang disukai dan di yakini bahwa pekerjaan itu paling baik untuk memenuhi
kebutuhan
BAB
3. KESIMPULAN
·
Teori Motivasi (Teori Abraham H. Maslow)
Motivasi merupakan keadaan
internal organisme yang mendorong untuk berbuat sesuatu. Motivasi dapat
dibedakan kedalam motivasi intrinsic dan ekstrinsik. Motivasi intrinsic
merupakan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat
mendorongnya untuk belajar,misalnya perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya
terhadap materi tersebut,apakah untuk kehidupannya masa depan siswa yang
bersangkutan atau untuk yang lain. Motivasi ekstrinsik merupakan keadaan yang
datang dari individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan
belajar.
·
Teori
Komunikasi ( Littlejohn)
Bahwa Littlejohn membagi-bagi
Teori Komunikasi menjadi 2 bagian
Yaitu
a.
Teori-teori Umum (general theories)
Dimana
masyarakat pada dasarnya merupakan suatu sistem yang terdiri dari bagian-bagian
(sub-sistem) yang saling berhubungan satu sama lain.
b. .
Teori-Teori Kontekstual (Contextual Theories)
Bahwa
teori kontektul dibagi dalam lima konteks atau tingkatan
1. Komunikasi
Intrapribadi
2. Komunikasi
Antarpribadi
3. Komunikasi
Kelompok
4. Komunikasi
Organisasi
5. Komunikasi
Massa
·
Teori Konflik (Karl Marx)
Usaha
manusia untuk meredakan pertikaian atau konflik dalam mencapai kestabilan
dinamakan “akomodasi”. Pihak-pihak yang berkonflik kemudian saling menyesuaikan
diri pada keadaan tersebut dengan cara bekerja sama. Bentuk-bentuk akomodasi :
·
Teori Kepemimpinan (Moejiono)
bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan
mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah
laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam
bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau
kelompok.
·
Teori pengembangan karier (Hoppock)
Kebutuhan yang timbul bisa diterima secara intelektual
yang di arahkan untuk jabatan tau tujuan tertentu
Pemilihan pekerjaan,jabatan dan karir akan menjadi
lebih baik apabila seseorang lebih mampu memperkirakan bagaimana sebaiknya
jabatan akan datang itu akan memenuhi kebutuhannya
Memberikan potensi kepada seseorang untuk
berparti sipasi itu sangat ter gantung pada seseorang terhadap pemahaman
dirinya.
d) Formasi mengenai diri sendiri
Kepuasan pada pekerjaan tergantung pada pencapaiaan
atau tidaknya terhadap kebutuhan seseorang
Kepuasan kerja dapat di peroleh dari suatu
pekerjaan yang memenuhi kebutuhan sekarang atau ssuatu pekerjaan yang
menyajikan terpenuhinya kebutuhan di masa yang akan datang.
Pilihan pekerjaan akan berubah apabila seseorang yakin
bahwa perubahan tersebut lebih baik untuk pemenuhan kebutuhan di masa yang akan
datang.
Sumber :